Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur
(( Dengan mengetahui
faktor-faktor penyebab turunnya produksi telur, diharapkan peternak
dapat mengambil tindakan antisipasi agar ayam telur yang dipeliharanya
menghasilkan telur sesuai kurva produksi standar.))
Naiknya harga
berbagai input produksi ayam petelur seperti misalnya pakan, bibit DOC,
listrik, transport dan sebagainya telah mendorong usaha peternakan
untuk berproduksi lebih efisien guna mendapatkan hasil yang optimal.
Guna mencegah kerugian dan mengoptimalkan ongkos produksi tak lain
produktivitas ternak harus ditingkatkan atau paling tidak dijaga jangan
sampai turun produksinya.
Pertanyaan yang sering diajukan oleh
peternak adalah “Mengapa produksi telur ayam saya menurun?” Jawaban
pertanyaan ini ternyata tidak semudah yang diduga. Ada banyak faktor
yang dapat menyebabkan produksi telur yang turun, yaitu: kualitas telur
itu sendiri, mutu bibit, kecukupan nutrisi, kesehatan ayam, kondisi
lingkungan, dan tatalaksana pemeliharaan.
Agar produksi telur
mencapai optimal maka harus disertai dengan konsumsi ransum yang cukup.
Nafsu makan yang turun dapat menghasilkan berat telur yang rendah.
Produksi telur tidak hanya bergantung pada berat badan yang tercapai
saat memulai produksi telur, tetapi juga pada perkembangan saluran
pencernaan dan reproduksi.
Lebih Akrab dengan Penyebabnya
Permasalahan
yang sering dialami peternak adalah produksi telur rendah atau
penurunan produksi telur secara tiba-tiba. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, banyak faktor yang dapat menyebabkan produksi telur turun
dan seringkali faktor-faktor tersebut terkait satu sama lain.
Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap ukuran dan kualitas
telur.
Penyebab umum menurunnya produksi telur meliputi: kurangnya
lama penyinaran, nutrisi tidak cukup, penyakit, dan umur yang semakin
tua dan stres.
Kualitas ransum yang jelek, nutrisinya kurang atau
tidak seimbang dengan ransum, mengandung zat racun dapat menyebabkan
penurunan produksi telur. Kadar protein, energi, dan kalsium sangat
perlu diperhatikan. Selain itu, jika ayam tidak cukup memperoleh air
minum, penurunan produksi juga terjadi.
Kurangnya lama penyinaran
tidak akan merangsang hormon reproduksi agar ayam mulai bertelur. Suhu
terlalu panas akan mengurangi konsumsi nutrisi dari ransum yang
diperlukan untuk pembentukan telur.
Ventilasi yang jelek akan
meningkatkan kadar amonia. Kandang terlalu padat serta umur ayam semakin
tua juga mempengaruhi produksi telur. Penyakit seperti EDS, ND, IB, dll
juga dapat menurunkan produksi telur.
Lama Pencahayaan
Ayam
petelur membutuhkan lama pencahayaan selama 16 jam untuk mempertahankan
produksi telur, sedangkan lama pencahayaan alami dari sinar matahari
biasanya berlangsung hanya selama 12 jam Jika lama pencahayaan kurang,
maka produksi telur akan turun dan bahkan bisa sampai berhenti.
Kekurangan lama pencahayaan seringkali menyebabkan rontok bulu dan ayam
berhenti bertelur selama sekitar dua bulan. Untuk mengatasi hal ini,
berikan cahaya tambahan untuk meningkatkan lama pencahayaan tetap
konstan 16 jam per hari. Penambahan cahaya cukup 3 watt tiap m2 luas
kandang. Penambahan cahaya dilakukan secara bertahap. Salah satu program
pencahayaan adalah dengan menaikkan lama pencahayaan 1 jam tiap 2
minggu sehingga pada umur 28 minggu ayam sudah mendapat cahaya tambahan
selama 4 jam semalam.
Nutrisi yang Seimbang
Ayam telur
membutuhkan ransum dengan nutnsi seimbang untuk mempertahankan produksi
telur selama masa produksi. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan
ayam berhenti bertelur.
Masalah yang sering terjadi adalah tidak
tersedianya air minum yang bersih dan segar. Ayam tanpa air minum hanya
selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai berminggu-minggu.
Oleh karena itu, sediakan tempat minum dalam jumlah cukup sehingga ayam
selalu memperoleh air minum yang segar.
Kadar energi, protein, atau
kalsium yang tidak cukup juga dapat menurunkan produksi telur. Sangat
penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa
produksi dengan kadar protein 16-18%. Namun nutrisi dalam ransum
seringkali rusak akibat penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat.
Dua jenis asam arnino penting yaitu methionine dan lysine perlu
ditambahkan dalam ransum karena ransum seringkali kekurangan asam amino
tersebut. Bila mutu ransum kurang baik, tambahkan premiks untuk
rneningkatkan mutu ransum.
Ayam telur dapat menghasilkan sekitar
300-325 butir telur tiap tahun sehingga membutuhkan kalsium sebanyak 20
kali jumlah kalsiurn yang ada di dalam tulangnya. Dibutuhkan 25 mg
kalsium tiap menit untuk membentuk kerabang telur. Kebutuhan vitamin D
perlu tercukupi agar penyerapan kalsium dan fosfor berlangsung baik.
Pemberian mineral feed supplement dapat membantu memperkuat kerabang
telur.
Selain penyinaran tambahan, nutrisi dan ransum ayam masa
produksi juga memerlukan vitamin tambahan. Vitamin tambahan diperlukan
karena vitamin juga terbawa bersama dengan keluarnya telur dari tubuh
ayam. Selain itu. akibat perubahan cuaca atau susunan ransum, ayam
memerlukan vitamin tambahan untuk mencegah stres. Agar dapat mencapai
tingkat produksi telur yang maksimal. Diperlukan Egg Stimulant. Egg
Stimulant berguna untuk mempercepat tercapainya produksi telur yang
maksimal sekaligus mempertahankan produksi telur tetap tinggi.
Lelah Kandang
Lelah
kandang (disebut juga cage layer fatigue atau osteoporosis) sering
terjadi pada ayam telur yang dipelihara dalam kandang baterai. Namun
lelah kandang juga dapat terjadi pada ayam yang dipelihara dengan lantai
litter akibat ketidakcukupan kalsium, fosfor dan atau vitamin D.
Pembentukan
kerabang telur membutuhkan kalsium dalam jumlah banyak, dan dipenuhi
melalui penyerapan kalsium dari tulang. Normalnya, kalsium tersebut akan
diganti dari kalsium dalam ransum. Namun pada saat terjadi kekurangan
kalsium, fosfor, dan atau vitamin.D, penggantian kalsium ini, tidak
berlangsung dengan baik. Akibatnya tulang menjadi keropos. Kondisi ini
diperparah dengan perkembangan kerangka kurang optimal pada ayam telur
yang dipelihara dalam kandang baterai karena kurangnya pergerakan.
Ayam
yang mengalami lelah kandang berarti kekurangan kalsium dalam tulang
dan akan segera menghentikan produksinya. Gejala-gejaia lelah kandang
meliputi kelumpuhan, patah tulang, bentuk tulang berubah. dan kerabang
telur retak. Untuk mencegah lelah kandang, berikan vitamin dan mineral
feed suplement.
Penyakit
Serangan penyakit masih dapat terjadi
meskipun ayam dalam kondisi terbaik. Penurunan produksi telur
seringkali merupakan salah satu gejala awal adanya serangan penyakit.
Gejala lainnya dapat berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar
ingus dari hidung, batuk, rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika
peternak rnelihat seekor ayam sakit, lakukan isolasi atau pengafkiran
dan amati keseluruhan populasi secara teliti. Jika curiga ada serangan
penyakit, segera hubungi dokter hewan setempat agar dapat membantu
memeriksa sehingga diperoleh diagnosa dan pengobatan yang akurat.
Pada
umumnya, saat ayam terkena penyakit apapun, maka produksi telur akan
terganggu. Penyakit yang secara langsung dapat menyebabkan penurunan
produksi telur. di antaranya adalah: EDS, ND, IB, CRD dan
colibacillosis. Penyakit ND dan IB menurunkan kualitas kerabang dan
bagian dalam telur. EDS menyebabkan kerabang telur sangat tipis sehingga
telur mudah pecah, sedangkan ND dan IB dapat merusak saluran produksi.
Ayam
yang terserang EDS tetap tampak sehat, tidak memperlihatkan gejala
sakit tetapi terdapat penurunan produksi secara drastis disertai
penurunan kualitas telur. Produksi telur turun sebesar 20-40% selama 10
minggu. Untuk mencegah EDS, lakukan vaksinasi pada umur 16-18 minggu
bisa dengan vaksin kombinasi.
Penyakit ND dapat menyebabkan produksi
telur turun diikuti penurunan kualitas telur, yaitu kerabang telur
menjadi tipis dan kadang-kadang ditemukan telur tanpa kerabang. Produksi
telur dapat mendekati produksi normal setelah 3-4 minggu, tetapi
kebanyakan tidak pernah kembali normal.
Untuk mencegah ND, lakukan
vaksinasi ND secara teratur. Selama program vaksinasi, berikan vitamin
selama 2 hari sebelum dan sesudah vaksinasi untuk mencegah stres.
Penyakit
utama yang menyebabkan produksi telur turun secara drastis adalah IB.
Virus IB (corona virus) menyerang membran mukosa saluran pernapasan dan
reproduksi. Jika menyerang ayam muda maka kerusakan saluran reproduksi
akan bersifat permanen.
Sejumlah strain virus IB juga menyebabkan
gangguan pada ginjal. Akibatnya tidak hanya kualitas kerabang telur
terganggu namun juga bagian dalam telur. Putih telur (albumin) menjadi
seperti cairan bening (transparan). Bentuk kerabang telur menjadi tidak
normal. Selain itu, warna coklat pada kerabang telur coklat akan
memudar. Pada telur dapat pula ditemukan gumpalan kecil darah yang
disebut blood spot. Untuk mencegahnya, lakukan vaksinasi IB pada umur 4
hari dan diulangi pada umur 19-21 hari dengan vaksin tunggal atau
kombinasi. Vaksinasi selanjutnya dilakukan pada umur 8 minggu kemudian
diulang tiap 3 bulan.
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat
menyembuhkan penyakit EDS, ND, dan IB. Hanya dengan strategi vaksinasi
yang tepat dan diimbangi dengan pelaksanaan tatalaksana pemeliharaan
yang benar, niscaya ketiga penyakit tersebut dapat dihindari.
CRD dan
colibacillosis merupakan penyakit yang hampir selalu ada di peternakan,
Baik CRD maupun colibacillosis juga dapat mengganggu produksi telur.
CRD dapat mengganggu proses pernapasan ayam sehingga suplai oksigen ke
dalam tubuh ayam akan berkurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada
kesehatan dan metabolisme dan berakibat pada penurunan produksi telur.
Colibacillosis dapat menginfeksi saluran telur maupun calon telur.
Umur Ayam
Umur
yang semakin tua dapat berpengaruh pada produksi telur. Pengaruh ini
sangat bervariasi di antara individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara
efisien selama dua siklus masa bertelur. Setelah dua atau tiga tahun,
produktivitas akan menurun. Secara umum, produksi telur paling baik
selama tahun pertama, namun ayam telur yang berproduksi tinggi dapat
berproduksi cukup baik selama 2-3 tahun. Kondisi ini berbeda pada setiap
strain ayam. Ayam telur yang berproduksi tinggi akan bertelur selama
sekitar 50-60 minggu tiap siklus masa bertelur. Di antara siklus
produksi telur akan disela dengan masa istirahat yaitu rontok bulu
(molting). Afkir ayam telur yang produksi telurnya sudah tidak ekonomis
lagi.
Rontok bulu adalah proses alami sebagai cara unggas
memperbaharui bulunya. Selain sebagai tanda berhentinya produksi telur,
rontok bulu juga dapat terjadi kapan pun terutama saat ayam mengalami
stres berat. Kasus rontok bulu yang cepat pada seluruh populasi biasanya
merupakan gejala bahwa telah terjadi sesuatu yang serius (misalnya:
kekurangan air minum atau sangat kedinginan).
Stres
Stres
dapat menyebabkan turunnya produksi telur. Agar produksi telur tidak
turun, berikan multivitamin selama 5 hari berturut-turut.
Stres yang biasa terjadi meliputi:
1. Kedinginan
Stres
yang paling sering selama musim hujan adalah kedinginan. Pastikan ayam
mendapat perlindungan dari angin dan hujan selama musim hujan namun
jangan sampai menutup terlalu rapat sehingga menyebabkan tingginya kadar
amonia. Jika tercium bau amonia, inilah saatnya meningkatkan lubang
udara di dalam kandang. Ayam tidak dapat bertahan dalam kondisi lembab
dan terlalu banyak angin.
2. Kepanasan
Dalam cuaca panas, ayam
akan lebih banyak minum dan mengurangi konsumsi ransum sehingga
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat menyebabkan
produksi telur turun karena kebutuhan energi dan protein harian tidak
tercukupi. Dalam kondisi lingkungan panas, fisiologi tubuh ayam akan
mengubah prioritasnya dari semula untuk produksi telur menjadi untuk
bertahan hidup. Oleh sebab itu, saat cuaca panas perlu tambahan vitamin
supaya produksi telur tidak terganggu.
3. Penangkapan dan pemindahan
Batasi
pemindahan atau penangkapan yang tidak perlu. Populasi yang terlalu
padat dapat meningkatkan kanibalisme dan akhirnya stres pada ayam.
4. Parasit
Jika ada parasit eksternal dan internal, berikan pengobatan yang sesuai.
5. Ketakutan
Batasi suara ribut orang-orang dan suara kendaraan di sekitar kandang untuk mencegah ayam ketakutan.
Sebagai
kesimpulan, produksi telur yang turun dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Mulai dari mutu ransum, tatalaksana pemeliharaan, sampai adanya
serangan penyakit dapat menurunkan produksi telur.
Perlindungan
terbaik terhadap penyakit diawali dengan membeli DOC atau pullet yang
sehat. Hindari pelihara ayam dengan umur yang tidak seragam. Kontrol
terhadap lama penyinaran dan berat badan pada ayam pullet sangat
menentukan permulaan produksi telur. (inf/bbs)
MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB
Produksi
telur tiba-tiba turun. Stres karena bermacam-macam sebab seperti
potong paruh, setelah pemberian obat cacing, penggantian ransum, setelah
vaksinasi.
Ransum bermutu jelek.
Ayam terserang penyakit.
Produksi dan mutu telur turun. Ayam terserang penyakit seperti EDS ‘76, IB, pullorum atau ND.
Produksi telur turun tetapi mutu telur tidak turun. Ayam terserang penyakit AE.
Ayam sedang dalam pergantian bulu (rontok bulu).
Ayam stres karena berbagai hal.
Ayam kekurangan air minum, tempat minum banyak yang kosong.
Tempat air minum letaknya terlalu rendah atau tinggi.
Pencahayaan tidak tepat.
Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur
Posted by desalainungan.blogspot.com
Posted on 17.25.00
with No comments
0 komentar:
Posting Komentar