1. Sapi LIMOUSIN (Diamond Limousine)
Sapi Limousin kadang disebut juga Sapi Diamond Limousine (termasuk Bos Taurus), dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Secara
genetik Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah
beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang
besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan
yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga
menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya. Sapi lainnya yang juga merajai pasar-pasar sapi adalah Sapi PO dan Sapi Bali. Sapi jenis limousin ini SUDAH diternakkan di DOMPI.
|
2. Sapi PO (Peranakan Ongole)
Sapi PO (singkatan dari Peranakan Ongole), di pasaran juga sering disebut sebagai Sapi Lokal atau Sapi Jawa atau Sapi Putih. Sapi PO ini hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi
Ongole (Bos Indicus) sebenarnya berasal dari India, termasuk tipe sapi
pekerja dan pedaging yang disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba
Ongole (SO). Warna bulu sapi Ongole sendiri adalah putih abu-abu
dengan warna hitam di sekeliling mata, mempunyai gumba dan gelambir yang
besar menggelantung, saat mencapai umur dewasa yang jantan mempunyai
berat badan kurang dari 600 kg dan yang betina kurang dari 450 kg. Bobot hidup Sapi Peranakan Ongole (PO) bervariasi mulai 220 kg hingga mencapai sekitar 600 kg. Saat
ini Sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak
disilangkan dengan sapi Brahman. Oleh karena itu sapi PO sering
diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan
gelambir. Sesuai dengan induk persilangannya, maka Sapi PO
terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan
adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki
tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal
setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Keunggulan sapi PO ini
antara lain : Tahan terhadap panas, tahan terhadap ekto dan
endoparasit; Pertumbuhan relatif cepat walau pun adaptasi terhadap pakan
kurang; Prosentase karkas dan kualitas daging baik. Sapi PO ini SUDAH diternakkan di DOMPI, dan menjadi salah satu primadona utama, relatif paling banyak dicari di pasaran.
|
3. Sapi BALI
Sapi Bali (Bos Sondaicus) adalah sapi asli Indonesia hasil penjinakan
(domestikasi) banteng liar yang telah dilakukan sejak akhir abad ke 19
di Bali, sehingga sapi jenis ini dinamakan Sapi Bali.Sebagai
"mantan" keturunan banteng, sapi Bali memiliki warna dan bentuk persis
seperti banteng. Kaki sapi Bali jantan dan betina berwarna putih dan
terdapat telau, yaitu bulu putih di bagian pantat dan bulu hitam di
sepanjang punggungnya. Sapi Bali tidak berpunuk, badannya montok, dan dadanya dalam.Sapi
Bali jantan bertanduk dan berbulu warna hitam kecuali kaki dan pantat.
Berat sapi Bali dewasa berkisar 350 hingga 450 kg, dan tinggi badannya
130 sampai 140 cm. Sapi Bali betina juga bertanduk dan berbulu warna
merah bata kecuali bagian kaki dan pantat. Dibandingkan dengan sapi Bali
jantan, sapi Bali betina relatif lebih kecil dan berat badannya sekitar
250 hingga 350 kg. Sewaktu lahir, baik sapi Bali jantan maupun
betina berwarna merah bata. Setelah dewasa, warna bulu sapi Bali jantan
berubah menjadi hitam karena pengaruh hormon testosteron. Karena itu,
bila sapi Bali jantan dikebiri, warna bulunya yang hitam akan berubah
menjadi merah bata. Keunggulan sapi Bali ini antara lain :
Daya tahan terhadap panas tinggi; Pertumbuhan tetap baik walau pun
dengan pakan yang jelek; Prosentase karkas tinggi dan kualitas daging
baik; Reproduksi dapat beranak setiap tahun. Sapi Bali ini SUDAH diternakkan di DOMPI, dan menjadi salah satu primadona, karena digemari masyarakat.
|
4. Sapi BRAHMAN
 Sapi
Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya berasal
dari India kemudian masuk ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 1849 dan
berkembang pesat disana. Di Amerika Serikat, sapi Brahman ini
dikembangkan, diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah
berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari AS, sapi
Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun
1974.  Sapi
Brahman relatif tahan terhadap penyakit dan mempunyai variasi wana
kulit yang beragam dari yang berwarna putih, coklat sampai yang
kehitaman, Brahman memiliki kualitas karkas yang bagus. Ciri khas
sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir
dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga
panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi
potong terbaik untuk dikembangkan. Persentase karkasnya 45-50%.
Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang
diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan
dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga
lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas. Sapi
jenis ini belum diternakkan di DOMPI.
|
5. Sapi BX (Brahman cross)
Sapi BX (Brahman Cross), adalah ternak sapi hasil domestikasi/penjinakan sapi Brahmanyang dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan
dengan berbagai jenis sapi lainnya, seperti sapi Shorthorn, sapi Santa
Gertrudis, Droughmaster, Hereford, Simmental, dan sapi Limousin. Hasil silangan ini kemudian disilangkan lagi dengan sapi Brahman sehingga campuran darah dalam setiap keturunan sangat bervariasi. Model
yang diterapkan dalam pelaksanaan pengembangan sapi Brahman Cross
adalah menghasilkan ternak sapi yang memiliki pertumbuhan baik dan tahan
terhadap iklim tropis serta tahan terhadap penyakit/hama penyebab
penyakit, kutu dan tunggau.Oleh karena itu, sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.Warna kulit sapi ini sangat bervariasi antara lain putih abu-abu, hitam, coklat, merah, kuning, bahkan loreng seperti harimau. Pasar
tradisional tertentu masih ada yang "fanatik" dengan warna kulit,
sehingga dengan banyaknya variasi warna kulit sapi ini bisa memenuhi
selera tiap-tiap pasar yang cenderung masih spesifik. Sapi
Brahman Cross mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada
tahun 1973. Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau
Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di
pulau Sumba. Importasi Brahman cross dari Australia untuk UPT perbibitan
(BPTU Sumbawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka
revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran
mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian
swasembada daging sapi. Dengan pemeliharaan secara intensif yaitu
dengan kandang yang sesuai dan pakan yang berkualitas serta iklim yang
menunjang, sapi ini sangat bagus pertumbuhannya. Average Daily Gain
(ADG) Brahman Cross berkisar antara 1,0 - 1,8 kg/hari. Bahkan dalam
kondisi tertentu bisa mencapai 2 kg/hari. Dibandingkan dengan sapi lokal
terutama PO (Peranakan Ongole) yang ADG nya hanya berkisar 0,4 - 0,8
kg/hari tentunya sapi ini lebih menguntungkan untuk fattening
(penggemukan). Karkas Brahman Cross bervariasi antara 45% - 55%
tergantung kondisi sapi saat timbang hidup dan performance tiap
individunya. Pemeliharaan ideal untuk fattening adalah selama 60-70 hari
untuk sapi betina, sedangkan untuk jantannya antara 80-90 hari, karena apabila digemukkan terlalu lama maka perkembangannya akan semakin lambat dan akan terjadi perlemakan dalam daging (marbling) yang hal ini di pasar lokal (RPH) tradisional kurang disukai oleh customer. Dari
berbagai keunggulan tersebut di atas, dewasa ini di Indonesia terutama
di wilayah Jawa Barat dan Sumatera banyak bermunculan Feedlot yang
secara intensif menggemukan sapi Jenis Brahman Cross ini. Sapi jenis ini
belum diternakkan di DOMPI.
|
6. Sapi SIMMENTAL (METAL)
Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah kaprah dengan menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman. Sapi
Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di
negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di
benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi
ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging. Sapi jantan dewasanya
mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg.
Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari
wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume
rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar
kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat,
sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Sapi
jenis ini SUDAH diternakkan di DOMPI.
|
7. Sapi MADURA
Sapi Madura adalah salah satu sapi potong lokal yang asli
Indonesia, pada awalnya banyak didapatkan di Pulau Madura, namun
sekarang sudah menyebar ke seluruh Jawa Timur. Sapi Madura
pada mulanya terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos
indicus atau sapi Zebu, yang secara genetik memiliki sifat toleran
terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap
serangan caplak.Karakteristik sapi Madura sangat seragam,
yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah
bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna
putih dengan peralihan yang kurang jelas; bertanduk khas dan jantannya
bergumba Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah : Jantan maupun
betinanya sama-sama berwarna merah bata; Paha belakang berwarna putih;
Kaki depan berwarna merah muda; Tanduk pendek beragam, pada betina kecil
dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm;
Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran
kecil. Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan
antara lain mudah dipelihara; Mudah berbiak dimana saja; Tahan terhadap
berbagai penyakit; Tahan terhadap pakan kualitas rendah. Dengan keunggulan tersebut, Sapi Madura banyak diminati oleh para peternak bahkan para peneliti dari Negara lain. Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain. Sapi
dalam kehidupan masyarakat Madura, bukan hanya mempunyai tempat khusus
di kehidupan para petani di Madura, Sapi Madura juga membawa pengaruh
terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap
kelestarian Sapi Madura ini. Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai "Sapi Kerapan" yang menjadi salah satu aset pariwisata penting di Pulau Madura. Sapi jenis ini belum diternakkan di DOMPI.
|
8. Sapi BRANGUS
Sapi Brangus ini adalah persilangan betina Brahman dan pejantan Aberden Angus. Sapi Brangus ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). Ciri-ciri
sapi Brangus antara lain warna hitam, leher dan telinga pendek,
punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh, komposisi
darah 5/8 Angus dan 3/8 Brahman. Keunggulan sapi Brangus antara
lain tubuh besar dan kompak, pertumbuhannya cepat, berat badan dewasa di
atas 900 kg, tahan terhadap iklim tropis dan pakannya sederhana. Sapi
jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
9. Sapi ABERDEEN ANGUS
Sapi Aberdeen Angus ini masuk di Indonesia melalui Selandia Baru, tapi awal mulanya berasal dari Skotlandia.Ciri-ciri
sapi Aberdeen Angus antara lain warna hitam, leher dan telinga pendek,
penuh bulu, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh. Keunggulan
sapi Aberdeen Angus antara lain tubuh besar dan kompak, pertumbuhannya
badan cepat, berat badan dewasa di atas 900 kg, tahan terhadap iklim dan
pakan tropis. Sapi jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
10. Sapi ANGUS
 Sapi
Angus merupakan sapi yang mempunyai tingkat kualitas karkas yang sangat
bagus, serta mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan merupakan
keturunan dari sapi Brahman. Sapi Angus ini masuk ke Indonesia melalui Selandia Baru.Sapi
ini juga mempunyai tingkat produktivitas dalam berkembang biak yang
sangat bagus, dimana betinanya mempunyai kemampuan yang sangat bagus
untuk berkembang biak dan menyusui anaknya. Sapi Angus ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). Sapi jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
11. Sapi SANTA GERTRUDIS
Sapi Santa Gertrudis ini adalah hasil persilangan antara pejantan Brahman dan betina shorthorn yang di kembangkan pertama kali di King Ranch Texas Amerika serikat tahun 1943. Sapi
Santa Gertrudis ini masuk Indonesia mulai tahun 1973, bobot jantan
dewasa di atas 900 kg dan betina di atas 725 kg. Sapi ini juga merupakan
salah satu dari jenis BX (Brahman cross). Sapi jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
12. Sapi DROUGHMASTER
Sapi Droughmaster merupakan persilangan antara betina Brahman dan pejantan Shorthorn, dikembangkan di Australia dan jarang sekali kita jumpai di Indonesia. Sapi Droughmaster ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). Sapi jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
13. Sapi SHORTHORN
Sapi Shorthorm ini dikembangkan di negara Inggris bagian utara. Bobot jantan dewasa di atas 1100 kg sedangkan bobot betina di atas 850 kg. Sapi
Shorthorm berwarna merah coklat tua, putih, merah coklat tua dan putih.
Mempunyai bentuk puting susu yang baik dan produksi susunya pun baik.
Anaknya kecil, namun akan tumbuh dengan cepat besar. Kualitas dagingnya
baik. Sapi ini sebenarnya sebagai sapi perah. Di eksport dari
Inggris ke Amerika pertama kali pada tahun 1780. Disebut juga sebagai
sapi jenis DURHAM. Sapi jenis ini tidak diternakkandi DOMPI.
|
14. Sapi BEEFMASTER
Sapi Beefmaster merupakan persilangan antara sapi Brahman, sapi Hereford, dan sapi Shorthorn yang dikembangkan pertama kali oleh Mr. Lasater. Kombinasi antara ketiga sapi tersebut menghasilkan sapi yang superior. Sapi Beer Master ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). Sapi jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
15. Sapi RED ANGUS
 Sapi Red Angus tidak bertanduk, sangat mudah berkembang biak, dan cepat dewasa. Kualitas dagingnya sangat baik. Sapi Red Angus merupakan hasil kawin silang antara sapi asli di Aberdeenshire (Inggris) dengan sapi asli dari Angus (Skotlandia). Pertama di eksport ke benua lain tahun 1873. Sapi jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
16. Sapi CHAROLAIS
Sapi Charolais ini dikembangkan di negara Perancis, warna bulu perak dan merupakan jenis paling besar di negara tersebut, sapi ini jarang di jumpai di pasar-pasar tradisional. Pertumbuhan badan sapi Charolais per hari mampu mencapai 1,3 kg (pada saat masa pertumbuhan). Sapi jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
17. Sapi FH (Friesian Holstein/Fries Holland)
 Sapi Fresian (Fries) ini merupakan sapi penghasil susu paling utama di dunia. Sapi ini mempunyai produktivitas yang sangat baik. Warna
kulitnya hitam putih dengan batas jelas, ujung ekornya putih. Bila adat
warna hitam di bawah tardus, tidak boleh dipotong sampai atas. Sapi
jenis ini tidak diternakkan di DOMPI.
|
0 komentar:
Posting Komentar