Infectious laryngotracheitis (ILT)
adalah penyakit infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan ayam.
Penyakit ini bisa menyebar dengan cepat antar ayam, bahkan bisa sampai
menimbulkan kematian. ILT memang selama ini jarang terjadi, namun jika
menyerang akan cukup merepotkan. Mengapa demikian? Karena virus ILT
menimbulkan bahaya laten, bisa seenak-nya datang lalu meradang dan
kemudian menyerang peternakan ayam secara berulang-ulang. Dari data yang
diperoleh tim Technical Service Medion (2010) diketahui bahwa
kasus ILT yang terjadi di peternakan ayam petelur sebesar 3,09% dari
total 1807 kasus penyakit ayam yang terjadi. Sedangkan pada ayam
pedaging, sampai saat ini kejadian kasus ILT masih sangat jarang
ditemui. Bagaimana penyakit ini bisa menginfeksi dan bagaimana pula cara
mengontrol dan mencegahnya, akan coba dibahas dalam artikel utama kali
ini.
Tabel 1. Persentase Kejadian Kasus ILT pada Ayam Petelur

Sumber : Data Technical Service Medion, 2010
Kejadian Penyakit ILT
Penyakit ILT pertama kali ditemukan tahun 1924 di Amerika. Di Indonesia
sendiri, sampai sekarang penyakit ini sudah ditemukan pada beberapa
peternakan ayam, khususnya ayam petelur seperti di Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Kejadian ILT lebih sering ditemukan pada ayam petelur dibandingkan
dengan ayam pedaging. Hal tersebut terkait dengan umur pemeliharaan ayam
pedaging yang relatif pendek. Meskipun hospes primer virus ILT adalah
ayam dari segala umur namun ayam umur 7-22 minggu lebih sensitif. Dari
data yang diperoleh tim Technical Service Medion dilaporkan bahwa ILT sering meyerang ayam petelur pada umur < 22 minggu.
Tabel 2. Umur Serangan ILT pada Ayam Petelur

Defisiensi vitamin A, kondisi stres dan kadar amonia yang tinggi dalam
kandang bisa mendukung timbulnya kasus ILT yang lebih berat. Faktor lain
seperti masuknya bibit pullet yang sebelumnya pernah divaksin ILT ke wilayah peternakan bebas ILT dan status carrier
dari ayam yang pernah terserang ILT dalam waktu lama, bisa menjadi
sumber infeksi ILT. Penyakit ILT bisa berkomplikasi dengan agen penyakit
lain, misalnya CRD dan korisa (data Technical Service Medion, 2010).
Karakteristik Virus ILT
ILT disebabkan oleh Herpes virus, yang termasuk ke dalam famili Herpes viridae dan subfamili Alphaherpesvirinae.
Dikenal hanya satu serotipe tetapi mempunyai virulensi yang
bermacam-macam. Virus ILT memiliki persistensi (daya tahan) yang cukup
kuat dibanding virus lain seperti virus ND.
Ketahanan virus ILT dalam tubuh ayam akan membuat ayam tersebut sebagai carrier
dan menjadi penyebab mengapa kasus ILT dapat ditularkan secara periodik
dalam suatu peternakan atau daerah. Virus ILT dapat bertahan hidup di
dalam lendir trakea selama 10-100 hari dengan suhu antara 13-230C
(Jordan, 1966). Meskipun demikian, virus ILT ternyata sensitif terhadap
agen lipolitik, panas dan berbagai jenis desinfektan. Menurut Bagus
(2000), virus ILT sangat peka dengan desinfektan yang mengandung senyawa
pelarut lemak (seperti Neo Antisep, Formades dan Sporades).
Virus ILT dapat bertahan hingga 100 hari jika terlindung oleh bahan
organik seperti feses atau hasil sekresi saluran pernapasan. Virus ini
akan inaktif dalam waktu 10-15 menit pada suhu 550C dan akan mati dalam waktu 48 jam pada suhu 350C.

Sel epitelium trakea yang mengelupas akibat infeksi virus ILT
Sumber : www.worldpoultry.netanonymous
Virus ILT lebih suka tinggal pada sel epitelium batang tenggorok
(trakea). Itulah sebabnya mengapa virus ini mempunyai konsentrasi yang
sangat tinggi pada permukaan trakea ayam yang terinfeksi secara alamiah
atau pada ayam yang pernah divaksinasi dengan vaksin ILT (Bagus, 2000).
Bagaimana ILT Menular?
Virus ILT terutama ditemukan dalam eksudat yang berasal dari hidung, trakea (saluran pernapasan) dan conjunctiva.
Pintu masuk virus ILT yang alami yaitu melalui saluran pernapasan
bagian atas dan mata (okuler). Infeksi melalui oral dapat pula terjadi,
namun rute ini tetap membutuhkan kontak antara virus ILT dengan trakea
atau conjunctiva agar virus bisa menginfeksi.

Eksudat kental bercampur darah sebagai salah satu agen penular ILT
Sumber :anonymous
Sumber :anonymous
ILT tidak ditularkan secara vertikal. Penularan hanya terjadi secara
horizontal, yaitu secara kontak langsung maupun tidak langsung dengan
ayam yang terinfeksi atau melalui peralatan peternakan (seperti peti
telur, egg tray, alat vaksinasi, tempat ransum/minum dll) yang
terkontaminasi virus ILT. Hewan liar seperti burung dan tikus juga bisa
bertindak sebagai vektor dari penyakit ini.
Penularan yang paling umum berasal dari eksudat kental saluran
pernapasan atas atau selaput lendir mata. Penularan virus melalui angin (airborne)
belum pernah dilaporkan terjadi. Itulah sebabnya mengapa kasus ILT
tidak pernah dilaporkan dalam bentuk wabah, kejadiannya pun hanyalah
bersifat sporadik pada suatu lokasi atau area tertentu saja. Jika
terjadi ledakan kasus ILT dalam suatu populasi ayam, maka sebagian besar
ayam yang masih bertahan hidup akan bertindak sebagai carrier.
Ayam sakit yang bertahan hidup akan mengeluarkan virus ILT dalam jumlah
yang banyak dan merupakan sumber penularan penyakit yang sangat
penting, terutama pada stadium awal dari infeksi ketika tingkat
replikasi virus masih tinggi sekali. Jika ayam-ayam tersebut dicampur
dengan ayam yang belum terinfeksi maka penularan penyakit akan terjadi
dengan mudah.
Manifestasi Penyakit ILT
Pada infeksi alami, gejala klinis ILT biasanya baru terlihat dalam
rentang waktu 6-12 hari. Menurut Lister (1997), ada dua bentuk
manifestasi serangan ILT pada ayam, yaitu :
- Bentuk akut
Ayam yang mengalami infeksi akut akan menunjukkan kesulitan bernapas (dyspnea)
disertai suara ngorok dan batuk. Sumbatan trakea akibat adanya eksudat
kental akan menyebabkan ayam bernapas dengan mulut terbuka sambil
menjulurkan lehernya. Pada sejumlah ayam dapat pula ditemukan adanya
leleran kental bercampur darah dari hidung atau mulut dan adanya cairan
berbusa pada mata. Lama proses penyakit ILT menjadi bentuk akut biasanya
7-14 hari. Angka kematian mencapai 5-70%, biasanya berkisar 10-20%
dengan angka kesakitan 90-100%. Kematian dapat disebabkan oleh asphyxia (kekurangan O2) akibat sumbatan pada trakea.
Pada ayam petelur yang dipelihara pada flok dengan berbagai macam
umur, saat awal infeksi, virus ILT hanya akan menginfeksi beberapa ayam
saja sedangkan sisanya akan terinfeksi dalam waktu 10-12 hari kemudian.
Ayam yang sembuh akan langsung bertindak sebagai carrier.

Ayam ngorok, batuk dan sulit bernapas
Sumber :Dok. Medion
Sumber :Dok. Medion

Lendir kental yang menyumbat saluran pernapasan ayam
Sumber :anonymous
Sumber :anonymous
- Bentuk subakut (kronis)
Bentuk
kronis adalah bentuk serangan ILT yang berjalan lambat, ditandai oleh
gejala ayam lesu, mata berair, gangguan pernapasan yang ringan (batuk
ringan), conjunctiva kemerahan, kebengkakan sinus infraorbitalis,
leleran dari hidung yang terus-menerus serta penurunan produksi telur.
Bentuk ini juga ditandai dengan adanya material seperti keju pada
permukaan trakea dan laryng.
Tingkat kematian ayam biasanya tidak terlalu tinggi, namun kondisi ayam
yang tidak optimal sangat berpotensi menyebarkan virus ILT ke
lingkungannya. Pada peternakan ayam yang menganut sistem “multi age”, tindakan kontrol infeksi ILT bentuk ini umumnya relatif sulit dilakukan.

Terbentuk massa seperti keju di trakea
Sumber :anonymous
Sumber :anonymous

ILT akut kadang terlihat adanya cairan berbusa pada kantung mata
Sumber :www.kashvet.org
Sumber :www.kashvet.org
Diagnosa Banding ILT
Dalam melakukan diagnosa penyakit, tidak dapat hanya dilihat dari satu
gejala klinis atau satu perubahan patologi anatomi saja karena terdapat
beberapa penyakit yang memiliki gejala klinis yang hampir mirip. Oleh
karena itu, dalam mendiagnosa diperlukan beberapa kumpulan sejarah
penyakit, gejala klinis dan perubahan patologi anatomi. Akan lebih
meyakinkan lagi apabila diagnosa didukung dengan pemeriksaan uji
laboratorium.
Adanya perdarahan pada trakea merupakan gejala yang mirip dengan
penyakit ND, AI maupun IB. Adanya gangguan pada pernapasan sering
dikelirukan dengan kejadian CRD maupun korisa. Pada kasus ILT,
perdarahan trakea yang lebih spesifik disertai pula dengan adanya lendir
merah kental yang berasal dari sel-sel trakea yang mengelupas.

Perdarahan pada trakea
Sumber :partnersah.vet.cornell.edu
Sumber :partnersah.vet.cornell.edu
Program Vaksinasi ILT
Vaksinasi ILT dilakukan menggunakan vaksin aktif dan berfungsi
merangsang terbentuknya kekebalan ayam. Lakukan vaksinasi ILT
menggunakan Medivac ILT untuk pencegahan. Pemberian vaksin ILT dapat diaplikasikan melalui tetes mata, tetes hidung, air minum dan spray (Samberg et al.,
1971). Berikut program vaksinasi ILT yang bisa diterapkan di peternakan
(Tabel 3 dan 4). Program ini hanya sebagai petunjuk umum dan dapat
disesuaikan dengan kondisi di peternakan. Program vaksinasi juga bisa
ditentukan berdasarkan sejarah kasus serangan ILT pada pemeliharaan
sebelumnya yaitu 2-3 minggu sebelum terjadi outbreak. Khusus
untuk ayam pedaging, meskipun kasus ILT sangat jarang terjadi, vaksinasi
tetap harus dilakukan pada peternakan ayam pedaging yang sebelumnya
pernah diserang ILT.
Tabel 3. Program Vaksinasi ILT pada Ayam Pedaging dan Pejantan

Tabel 4. Program Vaksinasi ILT pada Ayam Petelur dan Pembibit

Tabel 5. Persentase (%) Ayam yang Menunjukkan Reaksi Post Vaksinasi ILT

Keterangan : Pada hari ke-1 dan ke-2 post vaksinasi, reaksi belum muncul
Bagian Research and Development (R&D) Medion (2007) telah melakukan trial uji keamanan vaksinasi ILT menggunakan Medivac ILT yang dibandingkan dengan vaksin lain yang sejenis. Trial dilakukan pada ayam petelur komersial di kandang SPF (Spesific Pathogen Free)
yang divaksin ILT pada umur 42 hari melalui tetes mata. Hasil trial
dapat dilihat pada Tabel 5. Dari hasil trial dapat disimpulkan bahwa
vaksinasi ILT menggunakan Medivac ILT menghasilkan reaksi post vaksinasi yang lebih ringan dibanding produk pesaing sejenis.
Reaksi Post Vaksinasi
Terjadinya reaksi post
vaksinasi setelah vaksinasi ILT adalah normal karena virus ILT
mengalami multiplikasi pada jaringan tubuh ayam yang disukai yaitu di laryng, trakea dan kelenjar Harderian
mata. Proses multiplikasi tersebut melibatkan proses teralokasinya
cadangan gizi dan energi tubuh ayam untuk dimanfaatkan mikroba vaksin
membentuk antibodi.
Reaksi post vaksinasi ILT ini akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari setelah vaksinasi. Apabila terjadi reaksi post
vaksinasi dalam waktu lebih lama atau gejala klinis lebih parah bahkan
muncul kematian, hal ini merupakan indikasi bahwa telah terjadi reaksi post vaksinasi yang berlebihan.
Reaksi Post Vaksinasi yang Berlebihan
Fulton et al.,(2000) menyatakan bahwa tingkat reaksi post
vaksinasi yang berlebihan berpengaruh terhadap tingkat pembentukan
antibodi atau kekebalan yang dihasilkan. Untuk meminimalkan timbulnya
reaksi post vaksinasi yang berlebihan, maka hal yang harus dilakukan diantaranya :
- Perhatikan keseragaman dosis vaksin yang masuk
Pelaksanaan
vaksinasi ILT harus memperhatikan keseragaman dosis vaksin yang masuk
(pada ayam yang divaksin dalam waktu bersamaan) karena dosis yang tidak
tepat dan tidak seragam (tidak semua ayam mendapatkan 1 dosis penuh)
berpotensi menyebabkan terjadinya rolling reaction. Setelah 5-10 hari post vaksinasi, ayam akan menyebarkan virus ke lingkungan sekitarnya (viral shedding/ekskresi
virus). Sehingga apabila banyak ayam mendapat dosis vaksin kurang maka
ayam tersebut akan terinfeksi oleh virus hasil multiplikasi dari ayam
yang mendapat dosis vaksin sempurna. Kejadian inilah yang disebut
sebagai rolling reaction.
Kejadian rolling reaction
akan berjalan dengan lambat dan terus-menerus, namun kejadian tersebut
bisa berlangsung cepat jika ayam berada dalam kondisi stres, misalnya
stres akibat pengangkutan, perlakuan kandang yang tidak benar, stres
menjelang puncak produksi telur atau ketika terjadi perubahan cuaca yang
sangat ekstrim. Untuk mendapatkan hasil vaksinasi ILT yang optimal,
maka pastikan dosis vaksin yang masuk ke dalam tubuh ayam sudah benar
dan seragam. - Vaksinasi tidak diberikan pada ayam yang sedang stres atau sakit misalnya CRD atau penyakit lain yang bersifat immunosuppressive seperti Gumboro
- Lakukan vaksinasi ILT ke seluruh ayam pada satu flok/kandang secara serentak/ bersamaan dalam satu hari. Hal ini dilakukan juga untuk mencegah terjadinya rolling reaction
- Hindari pemberian vaksin ILT aktif bersama-sama atau berdekatan dengan pemberian vaksin aktif lain, khususnya vaksin yang target organnya di saluran pernapasan seperti ND dan IB, karena bisa meningkatkan reaksi post vaksinasi ILT. Sebagai contoh, vaksinasi ND dan IB aktif yang dilakukan 1-2 minggu sebelum vaksinasi ILT atau 8 hari setelah vaksinasi ILT akan menyebabkan reaksi post vaksinasi yang lebih kuat
- Kurangi konsentrasi debu dan amonia dalam kandang. Konsentrasi debu dan amonia dalam kandang yang tinggi juga akan semakin memperburuk kondisi ayam yang sedang mengalami reaksi post vaksinasi
Kontrol dan Pencegahan ILT
Vaksinasi ILT merupakan langkah yang paling efektif untuk mencegah
masuknya virus ILT ke peternakan. Meski demikian, tindakan vaksinasi
harus tetap disertai pula dengan penerapan biosekuriti yang ketat dan
disiplin agar outbreak ILT benar-benar bisa dicegah. Tindakan biosekuriti yang bisa diterapkan antara lain:
- Mengurangi populasi virus ILT di sekitar kandang
Dalam mengurangi bibit penyakit (virus ILT,red)
yang ada di sekitar ayam maka langkah yang dapat ditempuh adalah
dengan istirahat kandang, sanitasi dan desinfeksi kandang beserta
peralatannya. Istirahat kandang minimal selama 2 minggu dihitung setelah
kandang sudah dalam keadaan bersih dan didesinfeksi.
Tujuan dari istirahat kandang ialah memutus siklus perkembangbiakan
virus atau menginaktivasi kemampuan virus dalam menginfeksi. Selain
dengan istirahat kandang, perlu didukung dengan sanitasi dan desinfeksi
secara ketat. Desinfeksi kandang kosong bisa dilakukan dengan
menggunakan Sporades atau Formades. Lakukan pula penyemprotan peralatan kandang baik tempat ransum maupun tempat minum menggunakan Antisep, Neo Antisep atau Medisep.

Lakukan istirahat kandang minimal 14 hari
Sumber :Dok. Medion
Sumber :Dok. Medion
- Mengatur lalu lintas karyawan, pekerja, tamu, kendaraan, hewan peliharaan maupun hewan liar yang bisa menjadi sumber penularan
- Pemberantasan vektor pembawa penyakit seperti tikus dengan menggunakan insektisida. Lakukan kontrol yang teratur dan terprogram terhadap rodentia yang berkeliaran di kandang. Berdasarkan pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa vektor tersebut merupakan sumber penularan yang cukup tinggi
- Hindari kontaminasi ransum dan air minum, terutama dengan eksudat kental/ lendir yang berasal dari ayam yang sakit
- Buang bangkai ayam yang mati akibat terinfeksi ILT akut
- Pemeliharaan sistem all in all out untuk menghindari penularan dari ayam tua ke ayam muda dan memutus siklus hidup bakteri di lokasi peternakan
- Jangan satukan pemeliharaan ayam dengan unggas/ternak lain
- Lakukan vaksinasi ILT untuk daerah endemik atau daerah yang memiliki sejarah ledakan kasus ILT
- Penanganan ayam ILT dengan benar melalui pengobatan secara tuntas atau memberikan obat pada waktu tertentu terutama saat perubahan cuaca. Selain itu, lakukan pengafkiran pada ayam yang secara ekonomis tidak menguntungkan
Lalu, jika tetap terjadi outbreak ILT meskipun program vaksinasi ILT telah dilakukan maka tindakan yang bisa dilakukan ialah:
- Isolasi ayam yang sakit
- Buang bangkai ayam segera dan sejauh mungkin dari lingkungan kandang
- Berikan antibiotik seperti Ampicol, Neo Meditril, Proxan-C, Proxan-S atau Therapy untuk mengobati infeksi sekunder oleh bakteri
- Pemberian vitamin, seperti yang terkandung dalam Vita Stress atau Vita Strong yang akan membantu meningkatkan stamina tubuh ayam. Vitamin akan membantu proses metabolisme berlangsung secara optimal sehingga stamina tubuh optimal dan proses kesembuhan penyakit menjadi lebih cepat
- Lakukan desinfeksi/sanitasi kandang, peralatan dan air minum menggunakan Antisep, Neo Antisep atau Medisep untuk mencegah meluasnya infeksi pada kandang atau flok lainnya

Desinfeksi kandang sebagai upaya mengurangi konsentrasi virus ILT
Sumber :Dok. Medion
Sumber :Dok. Medion

Antisep, Neo Antisep dan Medisep merupakan produk-produk antiseptika Medion
Sumber :Dok. Medion
Sumber :Dok. Medion
- Lakukan revaksinasi ILT saat kasus masih ringan dan pada ayam yang belum terinfeksi

Medivac ILT, vaksin ILT produksi Medion
Sumber :Dok. Medion
Sumber :Dok. Medion
Kasus ILT memang bukan kasus penyakit yang sering muncul dan terdengar
di peternakan, namun cukup membuat peternak kewalahan ketika ayamnya
sudah mulai terserang. Oleh karena itu, jangan pernah anggap remeh ILT.
Info Medion Edisi Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar